Memodelkan cinta?!
Suatu hari ketika sedang berkumpul dengan orang2 di instansi, saya tiba2 ditanya begini
“vien, kamu pernah jatuh cinta atau patah hati?”.. dengan wajah bingung saya merespon pertanyaan itu hanya dengan mengangkat kedua bahu saya. Lalu saya ditanya lagi “Masa?! Pasti pernah dooonnnngggg”.
Trus akhirnya saya mengangguk juga…hehehehe dengan sok malu-malu gitu,lagian saya kan bingung juga ke arah mana nih pembicaraannya.. tiba2 ditanya begitu.
Setelah saya mengangguk,sang penanya pun bertanya kembali,
“Bisa tidak kita memodelkan cinta?!” waks,pertanyaan apalagi nih…
saya ngeliat si penanya itu dengan tampang hey-gw-gak-ngerti-nih-maksud-pertanyaan-lo-tauuuukkk, tapi dia terus nanya lagi …
“iyaaaa,memodelkan cinta secara matematik, untuk liat hubungannya antara cinta dengan patah hati misalnya,atau bikin model peramalannya or ngeliat seberapa lama cinta itu bisa bertahan”
haaaaaahhhhh?!! Sungguh deh saya terheran-heran dan kembali menatap si penanya dengan tatapan ni-pertanyaan-serius-bo!?, dan herannya si penanya itu serius lagi,kagak pake cengar-cengir kuda… mmmmm, berhubung tampang si penanya serius dan nanyanya juga udah kayak nanya sesuatu yang penting bgt bwt dia akhirnya saya jawab juga…
“mmm,yang saya tau sih kalo melihat persepsi tentang kriteria pasangan hidup or nyari jodoh itu bisa DIMODELKAN dengan analisis conjoint (mhsw stk pernah bikin penelitiannya), memodelkan bertahannya suatu pernikahan sampai dengan perceraian juga bisa pake survival analysis (Tesis s2 stk), penelitian tentang atribut-atribut yang membentuk variabel jatuh cinta mungkin bisa pake structural equation model (SEM) or mungkin analisis jalur kali yah, tapi memodelkan cinta?bikin model peramalannya?mmm.emang bisa yah”
waaaah,lucu juga yah pertanyaannya,sedikit aneh siy tapi ngebuat saya berpikir…emang bisa apa yah?...eh si penanya ujung2nya malah curhat ternyata dia sering (gak jelas seberapa seringnya) ngerasa cinta sama orang tapi akhirnya patah hati,karena udah lebih dari tiga kali ngalamin hal yang sama yang menurut dia artinya aksioma (anggapan) bisa jadi teorema,makanya dia mikir untuk memodelkan cinta yang dia alami supaya suatu hari dia merasa cinta sama orang dia bisa menghindari rasa sakit hati or patah hatinya… HAHAHAHA,kontan saya ketawa.. yang bener aja kali… walaupun dalam statistika, ulangan tiga kali (r=3) dianggap cukup bagus dalam suatu rancangan percobaan untuk menghasilkan inferensia yg baik terhadap parameter or hipotesis yang ada … tapi cinta ?!!??? heheheehe,saya ketawa-ketawa,eh dia malah menatap saya dengan tatapan lo-pikir-ini-lucu-apa!.. hwehwehwe.. piss dong!
Supaya dia gak marah,akhirnya saya bilang aja..
“STATISTIKA ada karena adanya ketidak pastian tapi tidak semua hal di dunia ini bisa dimodelkan secara matematis apalagi yang sifatnya gaib,,, tapi yang saya tau kalo berhubungan dengan cinta nih,setiap manusia punya peluang yang sama untuk mendapatkan pasangan hidupnya trus kita juga punya peluang 1/2-1/2 untuk bertemu dengan orang baik maupun orang buruk tapi peluangnya bs jadi 1 kalo kita percaya dengan janji Alloh bahwa orang baik untuk orang yg baik dan orang buruk untuk yg buruk pula istilahnya sih itu sebagai asumsi or prasyarat agar peluang yang kita punya lebih baik,,jadi sebenernya gak perlu deh memodelkan hubungan cinta dengan patah hati or memodelkan peramalan cinta (kayak mama laurent aja yah ) yang paling penting itu adalah menghadapi hal itu dengan dewasa dan bijaksana, mengaktifkan sel-sel logika dan hati serta emosi kita (IQ,EQ,SQ)… pastinya kalo mo dijelasin secara matematis sih CINTA itu pasti gak akan di modelkan dengan hanya model deterministik, kausal (sebab-akibat) or model deret-waktu aja… perlu banyak model dan variabel or atribut yang membentuknya… tapi seperti kata PAK ANDI HAKIM NASOETION (guru besar SATISTIKA,mantan rektor IPB era 80an) ibarat ilmu, jika seseorang memberi cinta pada orang lain,orang yang diberi cinta itu tidak hanya memiliki dua cinta tapi bisa saja menghasilkan suatu cinta yang lebih dahsyat lagi… tentunya untuk cinta yang di ekspresikan dengan mengaktifkan seluruh sel-sel potensi manusia itu yah.. jadi tenang aja deh.. what we need most is making ourselves better“
Fiuuuhhhhh,wooooowwww!! Gila deh saya ngomong apaan yah?! Eh si penanya itu akhirnya senyum-senyum sendiri trus di akhir diskusi dia bilang
“hebat kamu vien, kayaknya kamu lebih ahli nih dalam hal ini,pengalamanmu lebih dahsyat yah?!”
hehehehe… saya cuma bisa senyum aja sambil menatap dia dengan tatapan hal-gini-sih-piece-a-cake-buat-gw hehehehe
and finally, dia bilang
“kamu hebat yah,satu-satunya orang yang mau menjawab pertanyaan yang dianggap gak penting ma orang2 disini dan kamu berusaha menjawabnya seilmiah mungkin”
deziggghhhh… hwahwahwa…